Musim panas musim yang cocok untuk menikmati keindahan pantai, diakhir libur musim panas ini kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke Dimyat. Liburan juga diperlukan apalagi disaat semua kegiatan telah selesai dilaksanakan.
Sekilas Tentang Dimyat
Dimyat merupakan salah satu provinsi yang berada di Mesir, provinsi yang terkenal dengan pantainya nan indah dan makanan lautnya yang beraneka ragam.
Dimtiyu merupakan sebutan Dimyat dizaman fir’aun yang artinya tempat
pelabuhan, lantaran daerahnya dikelilingi hamparan pantai yang begitu luas,
sehingga dinobatkan sebagai persinggahan kapal-kapal internasional baik berasal
dari china, jepang bahkan eropa.
Go To Damietta
Rencana awal pergi ke dimyat pakai kereta api, namun karena banyak kendala dan agak ribet, jadi kami memutuskan pakai bus angkutan kota.
Disubuh yang masih dengan suhu dinginnya, kami sudah bersiap-siap menuju terminal bus, mendorong koper yang berisi baju, snack untuk diperjalanan dan beberapa bahan makanan untuk dimasak disana.
Diperjalanan kami menemukan hamparan ladang nan hijau, pemandangan yang tidak pernah kami lihat di kairo. Kairo merupakan kota besar bak jakarta, yang dipenuhi gedung-gedung tinggi dan polusi udara dimana-mana.
Perjalanan kesana menempuh jarak sekitar 191 km dari kairo,
menghabiskan waktu sekitar 7 jam an. Kami sampai disana sudah masuk waktu
zuhur. Aku salah satu orang yang suka menikmati perjalanan, makanya aku paling
suka duduk didekat jendela, dan sangat jarang tidur pulas diatas mobil. Ongkos
kesana tidak terlalu mahal, uang 50 Le sudah bisa menikmati indahnya kota
dimyat.
Liburan Ke Dimyat
Debaran ombak yang cukup keras karena angin laut dimalam hari, cukup membuat badan agak kedinginan, apalagi kami tidak membawa selimut, jadilah kain mukena sebagai pembalut tubuh dimalam yang dingin.
Saqqah artinya penginapan, kami menyewa dua lantai, lantai satu untuk laki-laki sedangkan lantai dua untuk perempuan. Saqqah disini cukup mewah, karena dilengkapi mesin cuci, perabotan masak dan yang paling penting tempatnya yang stategis.
Saqqah langsung berhadapan dengan tepi pantai, sehingga kami bisa melihat anak-anak yang berlarian dan penjual balon yang sedang berdiri menjajakan jualannya.
Disiang hari kami
mengelilingi pesisir pantai dimyat memakai perahu nelayan, ombaknya tidak
terlalu besar sehingga kami cukup tenang diatas kapal. Sambil mengisi
perjalanan diatas kapal, ada salah seorang yang menyampaikan sejarah dan
beberapa pengetahuan tentang provinsi dimyat.
Ekonomi Masyarakat Dimyat
Dimyat salah satu provinsi yang banyak menghasilkan pangan dan papan di daerah mesir. Selain nelayan mereka juga mempunyai pekerjaan lain diantaranya;
- Petani
Provinsi yang terkenal dengan ladang jambu biji dan kurma yang sangat luas, luasnya mencapai 2,5.000 hektar. Maka jangan heran ketika diperjalanan kita menemukan hamparan ladang yang begitu luas.
2. Pedagang aksesoris dan perkakas rumah tangga
Dimyat merupakan tempat wisata, banyak pelancong yang berdatangan dari luar mesir, cendramata sebagai oleh-oleh dibawa pulang sangat banyak ditemukan, begitu juga perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari kayu, seperti meja, kursi, lemari dan lain sebagainya.
3. Pedagang ikan dan restoran hidangan laut
Ada laut tentunya ada ikan, ikan disana sangat murah
dibandingkan dikairo, beragam macam ikan akan sangat mudah ditemukan, begitu juga olahan ikan, yang paling terkenal
olahan ikan sardennya.
Dimyat masih tergolong provinsi yang jauh dari hiruk pikuk lalu lintas yang
padat, masyarakatnya masih menggunakan gamis dan jubah sebagai pakaian
sehari-harinya, sangat berbeda dengan kairo, karena kebanyakan masyarakat sudah
mengikut trend eropa, memakai celana jins dan sepatu kemana-mana.
Berburu Ice Crem Ke Bursaid
Bursaid merupakan salah satu provinsi juga di mesir, provinsi yang
berbatasan langsung dengan laut mediterania, dan terusan suez. Bursaid
dulunya sebagai tempat pelayaran internasional, pertama kali dibuka pada 17
November 1869. Disinilah tempat transaksi antar negara dilaksanakan.
Bursaid kota yang terkenal dengan makan manis dan es krimnya, disini es
krim sangat murah sekali, lima ribu rupiah kami sudah bisa mencicipi es yang
tiga rasa. Namun perjalanan kesini tidak main-main, karena kami perlu enam kali
ganti angkot dan selalu nanya-nanya ke masyarakat sekitar dimana bursaid
berada, dan perlu naik kapal untuk menyebrangi lautan. Namun untuk naik kapal
kami tidak mengeluarkan uang sepersenpun, lantaran memang sudah masuk ke
pembiayaan provinsi disana, jadi kami enjoy karena nggak perlu mengeluarkan uang.
Tujuan kesana pengen lihat gunung garam, Bursaid termasuk pemasok garam dalam jumlah yang sangat besar. Namun karena jarak yang begitu jauh, transportasi yang harus ganti-ganti, menjadikan waktu terlalu banyak habis diperjalanan, sedangkan sampai sana kami cuma berfoto sebentar, lalu mencari es krim dan pulang-pulang sudah capek nggak ketolong.
Tapi nggak apa yang penting kita pernah memijakkan kaki di gunung garam dan berfoto ala-ala lagi di tumpukkan salju, yang walaupun matahari terik ditengah-tengah, karena hampir memasuki awal musim panas.
Malam Terakhir Di Dimyat
Tidak terasa sudah tiga hari kami meninggalkan kota kairo, acara malam terakhir diisi dengan menyusuri pasar malam sambil menyinggahi monumen yang terkenal di dimyat, kami memutuskan jalan-jalan ke pasar malam dekat saqqah, sambil menikmati debaran ombak dimalam terakhir.
Foto-foto adalah hal wajib kalau mengunjungi
tempat baru, mengabadikan momen bersama teman-teman sebagai bentuk pengobat
rindu kampung. Liburan akhir musim
dingin yang tidak terlupakan.
Kalau ditanya apa pengen balik ke dimyat, jawabannya pasti mau. Namun
karena kita kemesir tujuannya belajar jadi cukup sekali aja dan waktu libur
yang lain mungkin kita gunakan untuk mengunjungi tempat yang lain. Jujur tempat
wisata sangat banyak dimesir, untuk itu perlu tabungan dan uang sisihan,
kalau-kalau ada buka tour kedaerah-daerah yang belum pernah dikunjungi.
Di daerah Mesir pastinya banyak wisata yang menatrk ya kak. Ditunggu review selanjutnya.
BalasHapuswaaah smoga slalu smnagt nulis ya mba
HapusMasyaa allah garamnya udah kayak piramida aja tingginya. Kalau makan ikan bakar di sana, ada sambal kayak di Indo nggak mbak? Atau punya sambal khas gt
BalasHapusAda bumbu khas mesir mba, kadang ga sesuai sama lidah kita hehe
HapusPerjalanannya lumayan lama juga, ya. Bawa oleh-oleh apa dari sana? 😁
BalasHapusga ada beli apa2 kk, karena anak ruamh pergi semua
Hapus