Kenakalan pada remaja pada akhir-akhir ini
sangatlah banyak, lingkungan juga menjadi salah satu faktornya. Salah satu
kenakalan yang sangat banyak dijumpai adalah pacaran, dari yang pacaran yang
katanya masih dibatas wajar atau bahkan sampai ke tahap yang sangat tidak
wajar.
Pacaran adalah salah satu mendeketi dosa besar, yaitu perzinahan. Dengan adanya pacaran, hal itu sangat mudah dilakukan.
Pacaran di kalangan santri
Santri, suatu gelar yang disematkan kepada seorang yang sedang menuntut ilmu agama di pesantren.
Apa semua santri tarjaga dari namanya pacaran?
Tentu tidak!
Pacaran kerap juga ditemukan dikalangan santri
walau katanya “ kami tidak separah orang awam “ apapun alasannya tidak bisa
dibenarkan, antaran mereka sudah faham dengan agama.
Ketika bertemu dengan mereka sangat sulit
menasehatinya karena mereka tahu dengan dalil, walaupun ratusan dalil yang akan
kita kemukakan, bisa dibilang percuma saja.
Apa tidak ada guru yang menasehatinya?
Tentunya ada!
Tapi balik lagi, hati mereka sudah keras
bagaikan batu, siapapun yang menasehatinya tidak akan mudah bagi mereka untuk
menerimanya.
Jadi, tidak ada jaminan kalau sudah masuk pesantren
akan terjaga dari hal itu?
Oh
tidak, malahan ketika kita sudah masuk pesantren, setan dan iblis yang datang,
jauh lebih profesional dan lebih menantang.
Yaudah, tidak usah nyekolahin anak
dipesantren!
Tidak begitu juga mom, dimanapun ada emas
disitu juga pasti akan ada kerikil. Masih banyak juga anak pesantren yang
sangat menjaga dirinya dari yang namanya pacaran, intinya tidak semua seperti
itu.
Apakah masih layak gelar santri disematkan
kepada mereka?
Masih bisa, tapi gelar lengkapnya kita tambah menjadi “ oknum santri” .
Bang Wajdi Azim Said “ Anak pondok pesantren
tapi doyan pacaran, mereka hanyalah SAMPAH MASYARAKAT yang gagal menerapkan
ilmu yang dia peroleh selama bertahun-tahun di lingkungan pondok, mana ada
orang yang berilmu itu mau ngajakin orang pacaran, kecuali calon ustad cabul.
Apa aja sih alasan mereka kalau ditanya kenapa
pacaran?
1.
Untuk penyemangat belajar
Apa memang
ada kaitannya sama lebih semangat dalam belajar?
Kayaknya malahan lebih ke mengganggu fikiran. Tapi
memang itulah menjadi dasar mereka untuk pacaran. Ilmu adalah cahaya, cahaya
tidak akan masuk kepada orang yang melakukan kemaksiatan.
2.
Kerena jauh dari orang tua
Harusnya, disebabkan jauh dari orang tua, kita
lebih ketat menjaga dari segi pergaulan, bukan malah lebih memberi ruang kepada
terancamnya diri.
Perempuan itu bagaikan mentimun, sedangkan
laki-laki bagaikan durian. Kalau durian menimpa mentimun gimana? Ya hancur
lebur.
Kehormatan kita sebagai perempuan akan hilang
dan sirna dengan waktu yang sangat singkat.
Yang bisa menjaga diri kita sendiri, ya kita
sendiri, tidak ada tumpuannya dengan orang tua bahkan suami sekalipun. Toh mereka
tidak 24 jam yang selalu mengawasi kita dimapun berada.
3.
Aturan pondok yang terlalu mengikat
Mengikat tapi kok masih bisa kebablasan?
Mengikat bagi orang yang terpaksa
menjalaninya, bagi orang yang patuh, dia lebih merasa bersyukur dan terjaga
dengan adanya peraturan. Hidup tampa aturan bagaikan hewan di hutan belantara.
Kebanyakan oknum santri ini, banyak melanggar
peraturan pondok dari segi bawa hp , bolos belajar untuk ketemuan dan lain sebagainya.
4.
Kami juga manusia yang butuh perhatian
Tidak cukupkah perhatian Tuhanmu?
Sebaik-baik yang selalu menjaga dan
memperhatiin kita adalah Allah swt. Tidak ada selainNya. Kasih sayang Allah
sangatlah luas, dengan bukti, Allah tidak langsung memberi kita siksaan disaat
kita melakukan maksiat. Ya Rabb..
5.
Untuk melepaskan kebosanan
Teman untuk bercerita dan diajak berpetualang
masih banyak, tidak harus dengan yang lawan jenis, itu hanya omongan Setan.
6.
Pacaran santri beda sama orang diluar sana
Bedanya dari segi apa?
Sama saja sebenarnya, dari segi:
a.
Sama mendapatkan dosa
Bisa jadi yang oknum santri lebih banyak
dosanyan lantaran dia sudah mengetahui hukum namun tetap melanggarnya.
b.
Sampai berujung keperzinahan
Memangnya ada?
Iya ada, segitu mengerikan yang namanya
pacaran. Setan tidak padang bulu siapa yang ia goda. Semakin tinggi gelar
keagamaan seseorang, segigih itu juga setan akan menggodanya.
Cara pondok memberi hukuman
Tergantung dimana dia mondok, tapi kebanyakan
diantaranya:
·
Sholat taubat dan menghafal alquran
·
Dipaksa putus dan dipertontonkan di kelayak
ramai.
·
Dikeluarkan kalau sudah melewati batas
Dari penyimpangan oknum santri ini, tidak
serta merta kita menjelekkan pesantren dan santri yang lain. Karena pesantren
adalah tempat yang sangat bagus untuk melatih manis dan pahitnya kehidupan dunia
sebelum melalang buana di dunia nyata. Santri adalah sebagai cikal bakal ulama
yang akan meneruskan dakwah Rasulullah SAW.
Cuma, yang namanya oknum akan selalu
ada dimanapun berada. Yang karenanya, tidak akan menghilangkan identitas santri
yang lainnya.
Kita tidak bisa Cuma mengandalkan penampilan,
tak jarang orang yang berpenampilan bak ulama besar tidak lebih baik dari orang
yang berpenampilan seperti preman.
Para oknum cuma tau agama namun tidak
faham tentang agama.
Tahu dan faham adalah suatu yang berbeda. Jadi,
harus hati-hati dalam memilih pasangan, jangan cuma lihat dari luarnya saja, langsung
mau ketika diajak nikah dari orang yang kayaknya alim.
Sebagai perempuan, jangan mudah baperan dengan
rayuan laki-laki, semuanya dibawa keperasaan, toh Allah sudah mengasih kita
akal untuk berfikir, jangan sia-siakan nikmat Allah yang sangat besar ini.
Isilah masa mudamu dengan suatu yang
bermanfaat untuk bekalmu dihari nanti. Pacaran cuma menghabiskan waktu,
untung-untung kalau sampai kejenjang pernikahan, nah kebanyakan cuma berujung
dikata putus.
Yang sudah terlanjur pacaran, putuskan dan
taubat minta ampun kepada Allah SWT. Lakukanlah apa yang Allah perintahkan dan
jauhilah semua larangannya harga hidup kita menjadi berkah.
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari
perkara dosa dan selalu membuka pintu taubatNya yang luas untuk menerima kita.
Ya Rabb, peliharalah kami...
Posting Komentar
Shodiqah tunggu komentarnya ya, tetapi jangan tinggalkan link hidup di dalam komentar.